by | Sep 23, 2022 | Mental Health, Story

Konseling ke Psikolog / Psikiater Gratis? Bisa Pakai BPJS. Begini Caranya!

Ingin konseling ke psikolog atau ke psikiater tapi bingung dengan biaya? Jangan kawatir, ikuti cara berikut untuk bisa konseling ke psikolog atau psikiater Gratis menggunakan BPJS Kesehatan.

Tulisan ini saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi. Beberapa waktu lalu saya membuka forum Q&A di akun instagram saya mengenai topik kesehatan mental. Dan tenyata sebagian besar belum tahu bagaimana caranya untuk mendapatkan layanan konseling psikolog atau psikiater menggunakan BPJS.

Jadi di blog ini saya ingin membagikan bagaimana langkah-langkah untuk konseling ke psikolog atau psikiater menggunakan BPJS. Sebelumnya, jika konten seperti ini bermanfaat silahkan subscribe supaya tidak ketinggalan konten -konten berikutnya.

young woman talking to a therapist
Photo by Timur Weber on Pexels.com

Beberapa tahun lalu saya mengalami gangguan kesehatan mental dan saya menyadari kalau saya membutuhkan layanan konseling dari psikolog atau psikiater (baca ceritanya disini).

Tapi pertimbangan besar saat itu adalah biaya karena saya tahu untuk mendapatkan layanan konseling dari psikolog atau psikiater tidak murah.

Jadi saya mencoba mencari informasi dan ternyata layanan konseling psikolog dan psikiater bisa ditanggung BPJS Kesehatan. Wah, senang sekali saat saya tahu ini dan memberi harapan buat saya bisa konseling dan mendapatkan pengobatan yang tepat.

Konseling ke Psikolog atau Psikiater Gratis: Tahap Pertama

Prosedur pertama yang harus kita lakukan adalah mendatangi fasilitas kesehatan (Faskes 1) sesuai dengan yang tertera di kartu BPJS kita. Bisa puskesmas, klinik atau RS. Jangan lupa untuk membawa indetitas seperti KTP dan kartu BPJS saat kita mendatangi Faskes 1.

Setelah registrasi, tunggu antrian untuk bisa konsultasi dengan dokter di Faskes 1. Jika di Faskes 1 tersedia juga psikolog atau psikiater saat regristasi bisa langsung menuju bagian konseling psikolog. Tapi jika tidak tersedia, kita akan melakukan konsultasi dengan dokter umum yang tersedia (seperti prosedur berobat biasa).

Saat konsultasi dengan dokter di Faskes 1 tersebut, sampaikan keluhan yang dirasakan. Apa saja yang menggangu atau membuat kita tidak bisa beraktivitas seperti biasanya. Lalu sampaikan kita membutuhkan rujukan untuk konseling ke Psikolog atau Psikiater.

Saat itu saya diberikan surat rujukan ke Rumah sakit yang ada poli jiwa, lalu saya memilih RS terdekat. Saya disarankan untuk ke Psikiater karena kondisi saya saat itu sudah cukup berat.

Dokter umum di Faskes 1 saat itu sangat baik. Beliau memahami sekali jika saya bisa saja mengalami sakit yang bukan fisik saja. Beliau bahkan langsung menyarankan saya untuk mendapatkan layanan kesehatan mental di RS yang memiliki poli Jiwa.

Setelah konsultasi dengan dokter, saya diarahkan ke bagian administrasi untuk memproses surat rujukan. Mereka menanyakan beberapa data pribadi, lalu memberikan beberapa pilihan RS rujukan yang memiliki poli jiwa.

Saat itu saya memilih ke RS yang tidak terlalu jauh dan langsung memilih jadwal untuk konseling. Akan lebih baik jika kita sudah survey terlebih dahulu RS sekitar yang memiliki poli Jiwa dan bagaimana pelayanan disana.

Di RS yang saya pilih, pelayanan sangat baik meskipun saya memakai BPJS. Psikiater yang menangani juga sangat baik dan profesional.

Konseling ke Psikolog atau Psikiater Gratis: Tahap Kedua

Setelah mendapat surat rujuakan dari Faskes 1, jangan lupa untuk mengcopy surat rujukannya. Lalu datang Ke RS sesuai dengan jadwal praktek Psikiater / Psikolognya. Pastikan datang lebih awal, sediakan fotocopy KTP, fotocopy surat rujukan, dan membawa kartu BPJS (pastikan status aktif).

Lebih baik saat datang konsultasi tidak sendiri, ajak orang terdekat yang kita percaya. Lalu saat di RS jangan merasa malu karena kita berobat di Poli Jiwa. Stigma-stigma negatif tentang kesehatan mental jangan sampai menghalangi kita untuk berobat dan menjadi sehat.

Konseling ke Psikolog atau Psikiater Gratis: Tahap ketiga

Lanjutkan konseling sesuai anjuran dokter. Waktu itu di awal saya konseling setiap dua minggu sekali selama beberapa bulan, lalu dilanjutkan setiap satu bulan sekali sampai selesai. Di awal konseling (2-3 kali pertemuan pertama) psikiater masih mencoba memahami kondisi saya supaya bisa memberi diagnosa yang tepat lalu membuat rencana untuk pengobatan.

Keseluruhan waktu pengobatan saya hampir satu tahun melalui konseling dan juga obat-obatan. Jika dihitung setiap bulannya untuk obat dan konseling biayanya lebih dari satu juta rupiah, dan saat itu pengobatan saya hampir 12 bulan. Sangat bersyukur semua biaya ditanggung BPJS kesehatan jadi saya tidak membayar sedikitpun ke RS.

Bagi teman-teman yang sekarang sedang merasa membutuhkan layanan konseling dari psikolog atau psikiater, tidak perlu lagi kawatir tentang biaya. Jangan abaikan kondisi kesehatan mental, karena sekarang untuk mendapat layanan kesehetan mental sudah sangat dipermudah dan terjangkau.

man in black suit jacket using smartphone
Photo by cottonbro on Pexels.com

Konseling ke Psikolog atau Psikiater Gratis: Beberapa Hal yang Perlu diperhatikan

A. Memilih konseling ke Psikolog atau Psikiater?

Sebelum menetapkan pilihan untuk konseling ke Psikolog atau Psikiater, kita harus tahu terlebih dahulu perbedaannya.

Psikolog

  • Lulusan S1 Psikologi dilanjutkan S2 Profesi Psikologi
  • Berfokus pada terapi psikososial untuk mengendalikan perilaku, pikiran, dan emosi pasien
  • Terapi dengan konseling
  • Tidak dapat memberikan resep obat

Psikiater

  • Lulusan kedokteran lalu melanjutkan pendidikan spesialis kejiwaan
  • Berfokus pada aspek medis atau biologis seperti ketidakseimbangan kimia di dalam otak manusia
  • Terapi dengan obat-obatan (farmakoterapi), terapi stimulasi otak, pemeriksaan fisik dan laboratorium sesuai dengan kebutuhan para pasien

Setelah tahu perbedaannya mungkin masih bingung mau memilih konseling ke psikolog atau psikiater. Saya pribadi menyarankan jika masih awal dan belum terlalu berat gejalanya lebih baik ke psikolog. Jangan kawatir, jika konseling ke psikolog dan ternyata membutuhkan terapi obat juga, biasanya akan diberikan rujukan ke psikiater.

Di kasus saya waktu itu saya disarankan langsung ke psikiater karena gejala yang saya alami sudah cukup berat dan sudah cukup lama. Untuk kondisi ini tidak bisa hanya dengan terapi konseling tapi membutuhkan bantuan obat, makanya waktu itu saya langsung diberikan rujukannya ke psikiater.

a psychologist talking to her patient
Photo by Tima Miroshnichenko on Pexels.com

Walaupun saya sudah menjalani terapi obat-obatan dengan psikiater saya juga melengkapi pengobatan saya dengan konseling ke psikolog supaya terapi lebih maksimal. Karena saya sedang menjalani program pengobatan dengan psikiater (yang ditanggung BPJS) maka untuk psikolog saya tidak bisa menggunakan BPJS.

Tapi jangan kawatir, sekarang banyak konseling psikologi dengan harga terjangkau. Terlebih lagi sekarang di Puskesmas besar juga sudah ada psikolognya. Kita bisa konseling dengan harga yang sangat murah tapi pelayanan tetap bagus.

B. Jangan lupa untuk memperpanjang surat rujukan setiap 3 bulan

crop ethnic psychologist writing on clipboard during session
Photo by Alex Green on Pexels.com

C. Disiplin dalam Proses Pengobatan / Terapi

Ini sangat penting dalam proses penyembuhan kita. Datang untuk konseling di setiap jadwal yang sudah kita tentukan bersama psikiater / psikolog. Jadikan hal ini prioritas. Catat setiap gejala yang kita alami setiap harinya, termasuk juga progres yang kita rasakan. Jika kita mengkonsumsi obat, catat juga nama obat yang kita konsumsi dan catat juka dampak yang kita rasakan dari obat tersebut.

Dengan rajin mencatat, ini akan menolong saat kita konseling. Kita tidak lupa akan apa yang harus diceritakan ke psikiater/psikolog, juga menolong agar kita mendapat diagnosa yang tepat. Jangan abaikan hal-hal kecil yang kita rasakan.

Dan juga lakukan semua anjuran-anjuran yang diberikan. Termasuk jika kita harus minum obat, harus teratur dan jangan berhenti minum obat sebelum psikiater menyatakan kita sudah bisa berhenti minum obat.

clasped-hands-comfort-hands-people-45842.jpeg
Photo by Pixabay on Pexels.com

D. Dapatkan dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat

Dulu, saya berpikir untuk berjuang sendiri dan tidak perlu memberitahu keluarga atau sahabat saya. Namun hal itu salah. Psikiater saya saat itu bilang, saya harus didampingi saat konseling. Dengan punya dukungan dari keluarga atau sahabat, kita punya orang-orang yang bisa “mengamati” dalam proses pengobatan kita.

Karena sering kita tidak bisa melihat dan menilai kondisi kita sendiri secara objectif. Tapi orang lain lebih bisa melihat bahkan hal-hal yang kita tidak sadari. Dukungan bisa membuat kita lebih kuat dan proses penyembuhan semakin maksimal.

E. Jangan lakukan self-diagnosed

Sekarang semakin banyak konten-konten tentang kesehatan mental. Perlu hati-hati saat kamu membaca, jangan sampai kamu mendiagnosa diri sendiri. Ini bisa berbahaya. Kalau kamu merasakan ada hal-hal yang mengganggu, lebih baik langsung menemui tenaga profesional kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater untuk mendapatkan diagnosa dan penanganan yang tepat.

crop unrecognizable female psychologist and patient discussing mental problems during session
Photo by SHVETS production on Pexels.com

Itulah tahapan-tahapan lengkap untuk bisa berobat ke psikolog atau psikiater gratis, menggunakan BPJS Kesehatan.
Semoga konten ini bermanfaat! Silahkan tulis di komentar jika ada pertanyaan atau tanggapan.
Terimakasih 🙂

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Post

Stay Up to Date

Subscribe to connect and get updates on my newest post.